Selamat Hari Pers Nasional!

logo hpn 2024

Mengutip dari Humaniora Utama Press, Pers berasal dari kata Pers (Belanda), atau Press (Inggris), atau Presse (Prancis). Dalam bahasa latin, pers berasal dari Pressare dari kata Premere yang berarti tekan atau cetak. Istilah pers sering diartikan sebagai surat kabar atau majalah.

Dalam UU No.40 Tahun 1999 tentang Pers, pengertian pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik, meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi, baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik ataupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.

Pers tidak dapat dipisahkan dalam perkembangan segala aspek kehidupan baik dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya yang di mana pers tumbuh dan berkembang di masyarakat karena salah satu peranan pers nasional yaitu memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui. Singkatnya, pers merupakan segala usaha dari alat-alat komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat terutama dalam berita. 

 

Sejarah Lahirnya Pers di Indonesia

Bermula pada tahun 1774, setelah Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff menjabat, terbitlah surat kabar “Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonnementen” yang artinya “Berita dan Penalaran Politik Batavia”.

Pada tahun 1828, “Bataviasche Courant” kemudian diganti menjadi “Javasche Courant” yang memuat berita-berita resmi pemerintahan, berita lelang, dan berita kutipan dari hari-harian di Eropa.

Pada tahun 1851, “De Locomotief” terbit di Semarang. Surat kabar ini memiliki semangat kritis terhadap pemerintahan kolonial dan pengaruh yang cukup besar.  dengan munculnya surat kabar berbahasa Melayu dan Jawa meskipun para redakturnya masih orang-orang Belanda, seperti “Bintang Timoer” (Surabaya, 1850), “Bromartani” (Surakarta, 1855), dan “Berita Betawie” (Batavia, 1874).

Pada 1907, terbit “Medan Prijaji” di Bandung yang dianggap sebagai pelopor pers nasional karena diterbitkan oleh pengusaha pribumi untuk pertama kali, yaitu Tirto Adhi Soerjo. Ketika Jepang berhasil menaklukkan Belanda dan akhirnya menduduki Indonesia pada 1942, kebijakan pers turut berubah. Semua penerbit yang berasal dari Belanda dan China dilarang beroperasi. Sebagai gantinya penguasa militer Jepang lalu menerbitkan sejumlah surat kabar sendiri. 

Pada saat itu terdapat lima surat kabar, diantaranya:

  1. Jawa Shinbun yang terbit di Jawa
  2. Boernoe Shinbun di Kalimantan
  3. Celebes Shinbun di Sulawesi
  4. Sumatra Shinbun di Sumatra
  5. Ceram Shinbun di Seram

Kehidupan pada 1950-1960-an ditandai oleh munculnya kekuatan-kekuatan politik dari golongan nasionalis, agama, komunis dan tentara.

Pada masa ini sejumlah tonggak sejarah pers Indonesia juga lahir, seperti LKBN Antara pada 13/12/1937, RRI pada 11/09/1945 hingga akhir 1945, pers nasional semakin kuat ditandai dengan penerbitan “Soeara Merdeka” di Bandung, “Berita Indonesia” di Jakarta, serta beberapa surat kabar lain, seperti “Merdeka”, “Independent“, “Indonesian News Bulletin“, “Warta Indonesia”, dan “The Voice of Free Indonesia“.

Akhirnya tahun 1946, lahirlah organisasi PWI yang kemudian menjadi cikal bakal Hari Pers Nasional. Lahir pula TVRI, stasiun televisi pemerintah pada tahun 1962.

Kapan Hari Pers Nasional?

Mengutip dari situs resmi JDIH BPK RI, penetapan Hari Pers Nasional tertulis pada pasal 1 Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) No. 5 Tahun 1985 yang berbunyi:

  1. Tanggal 9 Februari adalah Hari Pers Nasional
  2. Hari Pers Nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bukan merupakan hari libur.

Penerapan Keppres tersebut menjadi acuan dalam peringatan resmi Hari Pers Nasional jatuh pada 9 Februari 1985, Pers Nasional Indonesia memiliki sejarah perjuangan dan peranan penting dalam melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan pancasila , menerapkan pers yang bebas dan bertanggung jawab. Selain itu, Peringatan Hari Pers Nasional bertepatan dengan peristiwa bersejarah pers tahun 1946 dengan terbentuknya Organisasi Persatuan Wartawan Indonesia yang menjadi pendukung dan kekuatan Pers Nasional.

Mengutip dari situs resmi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Hari Pers Nasional tahun 2024 bertema “Mengawal Transisi Kepemimpinan Nasional dan Menjaga Keutuhan Bangsa”. Tema ini dipilih dalam rangka pesta demokrasi dalam suasana pemilu 2024. Hal ini dimaksudkan agar insan pers tetap menjaga keutuhan bangsa di tengah kegaduhan situasi politik yang terjadi. dan Jakarta akan menjadi tuan rumah dari ajang tahunan insan pers nasional

Diawali dengan PWI menggelar Launching Hari Pers Nasional 2024 dengan mengadakan jalan santai dari Silang Monas ke Sarinah, Thamrin, pada hari Minggu (12/11/2023). dan diakhiri dengan acara puncak yang akan diselenggarakan di Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), Jakarta 09 Januari 2024.

Pos terkait