Menilik Cerita Wisudawan Terbaik
sEntra – Sabtu (20/05/23), Universitas Widyatama menyelenggarakan Wisuda Gelombang 2 Tahun Akademik 2022/2023. Selama acara berlangsung lingkungan kampus terasa meriah dan juga ramai, terutama oleh wisudawan yang berjumlah 862 orang beserta orang tua wisudawan yang diundang dalam acara. Dibalik kemeriahan wisuda yang dilaksanakan beberapa waktu lalu, terdapat perspektif dari beberapa wisudawan, diantaranya dari sudut pandang wisudawan terbaik pada wisuda gelombang kedua tersebut.
Sampai di tahap kelulusan bukanlah hal yang mudah untuk dicapai, dengan kerja keras dan juga jerih payah selama berkuliah hingga mereka bisa menjadi wisudawan terbaik. Seperti yang disampaikan oleh Raden Muhamad Faza Aulia yang menjadi wisudawan dengan IPK tertinggi dan lulusan tercepat, “Sampai ada di tahap ini mungkin karena saya fokus pada ‘Jika saya tidak mencoba mungkin saya tidak akan bisa’, baik dalam hal mengatur kegiatan organisasi maupun kegiatan pembelajaran di dalam kelas,” ujarnya.
Penjelasan tersebut menjelaskan bahwa bukan hanya tindakan yang menunjang kesuksesan, tetapi juga pola pikir. Selain itu, dalam mencapai posisi yang terbaik tentu kita harus menjadi mahasiswa yang berprinsip. Seperti yang dikatakan oleh Eirene Pingkan Permata Giroth sebagai perwakilan wisudawan yang berbicara di hadapan seluruh peserta wisuda mengatakan, ”Prinsip aku sih pastinya berdoa walaupun terdengar klise tapi doa sangat berpengaruh, jadi kita harus doakan apa yang kita kerjakan dan kerjakan apa yang kita doain jadi harus balance. Harus tahu apa yang kita prioritaskan, pilihan semua ada ditangan kita, kalau kita mau sukses nantinya maka kita harus prioritaskan pendidikan kita. Dan perbanyak relasi dengan cara aktif dalam bersosialisasi dan jangan pilih-pilih teman,” ujar Eirene.
Dalam meraih hasil terbaik, tentunya banyak hal yang perlu diterapkan, seperti halnya pengaturan waktu. Pengaturan waktu sangat dibutuhkan dalam setiap aktivitas yang dilakukan, dengan mengatur waktu khususnya mahasiswa dapat membagi waktunya sesuai dengan prioritas yang sedang dijalani. “Kalau dari aku, aku sih membagi waktunya dengan fokus ke kuliah dulu, karena aku kuliah hanya dari pagi sampai sore, jadi dari pagi sampai sore itu aku fokus sama kelas dulu. Tapi, setelah beres kelas kan ada waktu untuk UKM dan organisasi nah aku baru fokus ke organisasi itu. Dan, malam aku fokus untuk ngerjain tugas,” ungkap Eirene.
Untuk menjadi wisudawan terbaik, pengaturan waktu memang harus dijadikan poin utama dalam kehidupan perkuliahan. Pembagian waktu antara prestasi yang sedang dikejar, kegiatan organisasi, dan juga kegiatan pembelajaran dalam kelas. Beberapa hal tersebut harus dilakukan secara seimbang. “Kalau saya untuk time management lebih ke mengenal waktu apa saja yang akan dikerjakan. Jadi, gak hanya di schedule untuk kegiatannya jadi kalau ada kegiatan di hari Senin, Selasa, dan Rabu ya sudah hanya hari itu saja untuk kegiatan di kampus, Kamis, Jumat, Sabtu nya saya pakai untuk kegiatan lain,” pendapat yang diungkapkan oleh Faza.
Selain dari pengaturan waktu dalam setiap kegiatan, hal penting wisudawan hingga sampai tahap terbaik, mereka juga memotivasi dirinya masing-masing. Kegiatan perkuliahan dan organisasi tidak akan berjalan dengan kondusif apabila motivasinya hilang. Dengan itu, memotivasi diri agar tetap semangat dalam perkuliahan sangat dibutuhkan. “Kalau motivasi bagi aku sih, hal pertama adalah keluarga, yang kedua itu agak personal tapi aku buka-bukaan ya disini, jadi ada nih sebagai manusia ada orang lain yang gak suka dan suka, zaman sekarang sih haters ya dibilangnya. Nah, kadang itu yang memotivasi aku untuk membuktikan ke mereka kalau aku bisa. Jadi itu yang memotivasi aku untuk bisa maju, dan lingkungan pertemanan yang positif juga bisa jadi motivasi untuk aku,” ujar Eirene.
Para Wisudawan yang telah menjalani perkuliahan hingga mendapatkan gelar sarjana, mereka juga menyampaikan mengenai apa saja pesan untuk mahasiswa yang masih menjalani perkuliahan dan juga menyampaikan harapan untuk kampus kedepannya.
Pendapat dari Faza, “Pesan saya sih, jangan terlalu memikirkan pribadi, karena kalau sudah lepas dari masa perkuliahan relasi itu yang bisa berguna di kemudian hari. Dan harapan saya untuk kampus lebih transparan aja dengan mahasiswanya kan sebersih apapun sekarang kita punya sejarah sekotor apa yang lalu, mengembalikan kepercayaan mahasiswa dan civitas akademiknya itu kan juga perlu untuk kedepannya.” Berbeda dengan Faza, Eirene menyampaikan pesannya untuk kampus yaitu, “Aku berharap untuk dosen lebih aktif untuk mendorong kita, walaupun sekarang juga sudah sangat aktif kalau di Prodi Bahasa Inggris, semoga prodi lain juga sangat menunjang mahasiswanya baik lomba atau hal lain, karena itu juga yang bikin kampus kita jadi bagus, dan fasilitasnya bisa untuk digunakan mahasiswa semuanya, dan lebih banyak mengapresiasi juga,” ungkap Eirene. Harapan Para Wisudawan tentunya hal yang mereka masih anggap kurang maksimal ketika mereka kuliah.
Dengan adanya fasilitas yang lebih memadai, tentunya bisa secara bebas digunakan mahasiswa untuk mendukung mereka dalam salah satu langkah untuk mengekspresikan diri sebagai mahasiswa menjadi poin utamanya. Hal yang sama pentingnya adalah tindakan pengapresiasian untuk mahasiswa terutama untuk yang berprestasi juga menjadi harapan besar yang disampaikan Para Wisudawan, tentunya jika tindakan apresiasi lebih di kembangkan akan menambah motivasi mahasiswanya untuk saling mengejar tingkat prestasi tersebut.
Dari beberapa wisudawan terbaik maka, menjadi terbaik bukan hanya semata harus berprestasi dalam bidang akademik saja, namun dari soft skill seperti pengaturan waktu atau time management, cara memotivasi diri sebaik mungkin, dan juga bagaimana cara mereka berproses hingga menjadi posisi yang terbaik adalah hal yang penting untuk dilakukan.
Penulis: Aprillia Niffa
Editor: Viska Carolin