Kenapa Wisuda Tidak Digelar di GSG?

Kenapa Wisuda Tidak Digelar di GSG?
Kenapa Wisuda Tidak Digelar di GSG?

Kenapa Wisuda Tidak Digelar di GSG?

Kenapa Wisuda Tidak Digelar di GSG?
Kenapa Wisuda Tidak Digelar di GSG?

sEntra – Kabar terkait penyelenggaraan wisuda Universitas Widyatama yang akan diadakan di luar kampus menuai banyak pertanyaan. Hal ini sangat wajar mengingat wisuda biasa diselenggarakan di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Widyatama. Pada Selasa (21/11), sEntra melakukan wawancara bersama Hafizh Mancayo Tulus, SSSAr.,B.Sc. selaku Kepala Biro Akademik Universitas Widyatama terkait wisuda yang akan diselenggarakan pada Sabtu (25/11) di Harris Hotel & Conventions Festival Citylink, Bandung. 

 

Bacaan Lainnya

1. Kemacetan panjang

Beberapa hal yang melatarbelakangi keputusan tersebut yaitu kondisi Gedung Serba Guna (GSG) yang dianggap tidak lagi memadai, permasalahan parkir, dan tingkat kemacetan parah yang terjadi di sekitar kampus. Kemacetan yang terjadi akibat wisuda sudah menjadi hal biasa bagi masyarakat sekitar. Hal itu juga yang membuat kurang lebih 160 wisudawan/wisudawati mengalami keterlambatan sehingga mengganggu kekhidmatan acara wisuda. Beberapa cara sudah dilakukan untuk mengurai kemacetan, salah satunya dengan menggelar wisuda di hari kerja, namun tetap tidak mengurangi permasalahan yang ada. 

 

2. Pungutan liar

Selain itu, ditemukan pula aktivitas pungutan liar (pungli) oleh warga sekitar terhadap tamu wisuda. Kepala Biro Akademik mengatakan bahwasanya pihak kampus sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar terkait lahan yang dialihfungsikan menjadi tempat parkir. Beliau mengatakan bahwa kampus memberikan sejumlah uang kepada warga sekitar agar lahan tersebut bisa dijadikan tempat parkir para tamu wisuda; sehingga tidak ada lagi pemungutan biaya parkir terhadap para tamu. Namun nyatanya masih ada saja oknum yang dengan sengaja memungut biaya parkir. “Kalau sudah kejadian seperti itu, pihak kampus sudah tidak bisa melakukan apa-apa karena bukan tanggungan kami,” tambahnya.

 

3. Anggaran

Terkait anggaran wisuda yang akan digelar pada (25/11), Kepala Biro Akademik mengatakan tidak ada perubahan dari wisuda sebelumnya. “Tidak ada tambahan, tahun sekarang masih menunggu keputusan yayasan terkait tarif, apakah wisuda berikutnya itu ada kenaikan tarif atau tidak, mungkin kampus-kampus lain saja sudah dua sampai tiga juta, kita masih di harga satu juta, sudah termasuk toga,” ujarnya.

 

4. Apresiasi terhadap Wisudawan/Wisudawati

Adanya Surat Edaran Nomor: 136/WR-TPTK/UTAMA/XI/2023 yang dibagikan oleh pihak kampus, menyatakan dengan tegas larangan perihal pemberian apresiasi yang berlebihan (arak-arakan) terhadap wisudawan/wisudawati yang kemudian menuai banyak reaksi dari pihak mahasiswa. Menanggapi hal tersebut, Kepala Biro Akademik mengatakan bahwa sebaiknya arak-arakan dapat diganti dengan kegiatan lain sebagaimana mestinya jika memang tujuan arak-arakan tersebut untuk memberikan apresiasi kepada para wisudawan/wisudawati. “Saya tidak against that (arak-arakan), itu kan suatu ekspresi atau euforia juga, namun bisa diganti dengan yang lain“ 

 

Menurut Kepala Biro Akademik, pertimbangan ditiadakannya arak-arakan ini dikarenakan penggunaan flare yang merupakan salah satu pelanggaran berdasarkan kode etik mahasiswa pada BAB III Larangan Umum Pasal 4. Dengan segala upaya yang sudah dilakukan, pihak kampus berharap penyelenggaraan wisuda dapat berlangsung dengan lancar dan memberi kesan yang baik bagi setiap wisudawan/wisudawati.

Pos terkait