CEO TikTok ‘Disidang’ oleh Kongres AS, Berikut 5 Kesimpulannya

CEO Tiktok
CEO Tiktok

CEO TikTok ‘Disidang’ oleh Kongres AS, Berikut 5 Kesimpulannya

sEntra – Sejak awal pandemi 2020, popularitas aplikasi TikTok mulai dikenal oleh banyak orang. Negara Indonesia berada pada urutan kedua pengguna TikTok terbesar di dunia dengan 99 juta pengguna. Dilansir dari Worldpopulationreview.com, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Benni Setiawan menyebutkan, “Tiktok itu unik. Uniknya adalah hari ini TikTok mempunyai penetrasi yang besar di media. Oleh karena itu, TikTok akan dijadikan sebagai sumber informasi, bahkan sumber berita dengan kemampuan audio visual dan kecanggihannya.”

 

Meskipun begitu, tampaknya AS memiliki pendapat yang berbeda. Salah satunya adalah dugaan bahwa aplikasi TikTok bisa memata-matai warga AS, sehingga akan mengancam keamanan nasional negara. Maka dari itu, CEO Tiktok yaitu Shou Zi Chew dipanggil untuk menghadiri sidang Kongres Amerika Serikat pada hari Kamis (23/3/2023).

 

CEO Tiktok
CEO Tiktok

Dalam sidang yang berjalan selama lima jam tersebut, dapat diambil 5 kesimpulan yaitu:

 

1. Parlemen AS agresif melarang TikTok di AS

Anggota Kongres AS bersikukuh melarang aplikasi TikTok di AS. Baik Partai Demokrat maupun Partai Republik mengkritik perlindungan data penggunaan aplikasi tersebut. Shou Zi Chew menegaskan bahwa perusahaannya yang bernama ByteDance tidak bekerja sama dengan Pemerintah China.

 

TikTok selalu melindungi data pengguna di segala usia. Chew memahami bahwa ada kekhawatiran tentang potensi akses asing yang tidak diinginkan ke data AS dan berpotensi dalam perusakan ekosistem TikTok di AS. Chew kemudian meyakinkan bahwa aplikasinya akan berusaha terus melindungi privasi pengguna AS, menjaga keamanan remaja, dan tetap bebas dari campur tangan pemerintah. Meskipun begitu, pembelaan Chew tidak cukup untuk meyakinkan para anggota Kongres.

 

2. Sistem kerja aplikasi TikTok tak berbeda

CEO TikTok tersebut menegaskan bahwa data-data yang dihimpun oleh TikTok tidak berbeda dengan aplikasi lain di industri teknologi.“Kami berkomitmen untuk terbuka dengan pengguna kami, tentang apa yang kami kumpulkan,” jelas Chew. “Saya tidak percaya apa yang kami kumpulkan lebih dari kebanyakan pemain di industri ini,” lanjutnya.

 

Klaim tersebut didukung oleh peneliti independen yang meneliti privasi untuk melihat di balik layar TikTok. Mereka menyimpulkan bahwa aplikasi tersebut tampaknya tidak mengumpulkan data lebih banyak daripada media sosial lain.

 

Data-data yang dikumpulkan berupa informasi mengenai video yang ditonton, komentar yang ditulis, serta pesan pribadi yang dikirimkan pengguna, dan apabila pengguna setuju untuk memberikan akses geolokasi dan daftar kontak pengguna di smartphone. Meski Chew mengklaim bahwa versi TikTok saat ini tidak mengumpulkan informasi GPS yang tepat dari pengguna AS.

 

3. Dampak TikTok pada anak-anak

Beberapa anggota parlemen AS memperhatikan terkait dampak aplikasi tersebut pada anak-anak. Salah satu anggota Komite Demokrat New Jersey Rep yaitu Frank Pallone, menilai bahwa sejumlah video memberikan dampak buruk bagi anak-anak. “Penelitian telah menemukan bahwa algoritma TikTok merekomendasikan video kepada remaja yang dapat menciptakan dan memperburuk tekanan emosional, termasuk video yang mempromosikan bunuh diri, menyakiti diri sendiri, serta gangguan makan,” ujar Pallone.

 

Di sisi lain, TikTok telah meluncurkan fitur-fitur dalam beberapa bulan terakhir ini untuk memberikan perlindungan ekstra kepada pengguna yang lebih muda, termasuk default baru 60 menit untuk batas waktu harian di bawah 18 tahun. Namun, anggota parlemen mengkritik fitur tersebut karena terlalu mudah untuk diakali oleh anak-anak dan remaja yang sudah mengerti teknologi.

 

4. CEO TikTok dipandang tak menjawab pertanyaan

Perwakilan Tony Cardenas, D-Calif., merasa bahwa CEO TikTok sepertinya menghindari pertanyaan, dan membandingkannya dengan CEO Meta, Mark Zuckerberg, yang sama-sama membuatnya kesal. Tony berkata bahwa Chew mengingatkannya pada Mark, dan menilai bahwa jawaban yang diberikannya bersifat abu-abu.

 

Di sisi lain, Kongres mengabaikan tanggapan dari Chew. Meskipun Chew menghabiskan waktu sekitar satu minggu untuk bersiap duduk di “kursi panas”, menyiapkan presentasi dan jawaban untuk DPR AS.

 

“Shou Zi Chew datang dengan persiapan untuk menjawab pertanyaan dari Kongres,” ujar juru bicara TikTok, Brooke Oberwetter dalam sebuah pernyataan kepada CNN setelah sidang. Salah satu momen juga memperlihatkan bahwa Chew tidak diberikan kesempatan untuk menjawab.

CEO Tiktok
CEO Tiktok

5. Masih berupa hipotesis

Pemerintah federal semakin retorik dengan menyatakan bahwa aplikasi itu merupakan ancaman bagi keamanan nasional AS. Departemen Keuangan AS yaitu badan yang mengepalai Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) mengungkapkan dalam pernyataan terpisah bahwa setiap transaksi akan membahayakan keamanan data.

 

“Secara umum, beberapa transaksi dapat menghadirkan risiko keamanan data, termasuk memberi orang atau pemerintah asing akses ke dalam kumpulan data pribadi orang Amerika, serta akses pada kekayaan intelektual, kode sumber, atau informasi sensitif lainnya,” ujar Juru Bicara Departemen Keuangan AS-badan yang mengepalai Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS).

 

“CFIUS, berdasarkan kasus per kasus akan memastikan perlindungan keamanan nasional, termasuk pencegahan penyalahgunaan data melalui spionase, pelacakan, dan cara lain yang mengancam keamanan nasional,” lanjutnya.

 

Chew menilai prasangka soal pemberian data dari TikTok ke pemerintah China ini masih berupa hipotesis. CEO TikTok itu mengatakan, “Saya belum melihat bukti apapun. Saya sangat menantikan diskusi, di mana kita dapat berbincang tentang bukti dan kemudian mengatasi kekhawatiran yang dirasakan oleh AS.”

 

 

 

Sumber:
https://www.kompas.com/tren/read/2023/01/19/200000065/indonesia-pengguna-tiktok-terbesar-kedua-di-dunia-mengapa-aplikasi-ini?page=all
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230326120104-185-929444/5-kesimpulan-saat-ceo-tiktok-disidang-kongres-as/2

Pos terkait